BERITAINHIL.com - TEMBILAHAN ; 59 Tahun Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) telah berdiri juga dikenal dengan julukan negeri hamparan kelapa dunia kayaknya tidak berbanding lurus terhadap kesejahteraan masyarakatnya yang mana hampir dari 70% penduduk Inhil mengantungkan hidupnya dari sektor perkelapaan.
Kelapa merupakan urat nadi ekonomi masyarakat, tak hanya itu, sangking vitalnya semua kebutuhan primer dan sekundernya pun mereka gantungkan dari kebun kelapa, dimana beberapa bulan ini, harga kelapa tak pernah berpihak kepada petani, sehingga tak sedikit masyarakat mengeluh bahkan ini berimbas terhadap lesunya perputaran ekonomi di pusat-pusat perbelanjaan.
Saya sebagai salah satu anak petani kelapa di Indragiri Hilir ikut bersuara terkait permasalahan harga kelapa di inhil tidak kunjung baik sejak saya lahir sampai sekarang.
Sepanjang saya hidup di daerah kabupaten Indragiri Hilir belum ada satupun kepala daerah memperjuangkan tentang standardisasi ataupun regulasi terhadap harga kelapa petani.
Berbagai gaya dan tipe kepala daerah silih berganti di kabupaten Indragiri Hilir, kali ini saya harus menyebut tidak ada satupun kepala daerah yang memperjuangkan tentang aturan standarisasi tentang harga kelapa di Indragiri Hilir.
Apa masalah dan di mana kendalanya, petani kelapa di Indragiri Hilir sangat butuh peran pemerintah, sudah saatnya petani kelapa di inhil untuk mendapat keadilan sosial terkait harga kelapa di Indragiri Hilir.
Kalau kita berbicara secara pertumbuhan ekonomi masyarakat inhil tidak hanya bergantung pada APBD Daerah, namun sangat besar masyarakat bergantung pada hasil kelapa.
Jika harga kelapa stabil dan sesuai dengan harga bahan pokok saat ini, tentu daya beli masyarakat meningkat, hari ini bukan menjadi rahasia umum lagi banyak pedagang mengeluh daya beli masyarakat lesu, itu di karenakan kurangnya daya beli masyarakat.
Saya menantang calon kepala daerah untuk memperjuangkan dalam menetapkan standarisasi harga kelapa. "Sampai saat ini belum ada standarisasi harga kelapa khususnya di kabupaten Indragiri. Tegasnya
Belum lagi petani kelapa di inhil memiliki kendala lain yakni kualitas hasil panen yang semakin rendah. Serta terbatasnya pelatihan, bimbingan, dan bantuan peralatan, serta makin tahun kerusakan perkebunannya kelapa di inhil makin meluas.
Kami tidak ingin lagi adanya kepala daerah menjadi pahlawan kesiangan, beberapa dekade terakhirkan sering kali kita mendapatkan isu harga kelapa naik di pengaruhi oleh bupati A atau di masa bupati B, misalnya, itu tidak ada sama sekali pengaruh kepala daerah terhadap naiknya harga kelapa petani, itu hanya kebetulan saja pada saat itu harga kelapa memang lagi membaik.
Maka dari itu jika memang kepala daerah inhil berkomitmen peduli nasib petani kelapa di inhil
Saya meminta agar pemerintah daerah mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat untuk memberikan aturan standardisasi harga kelapa di Indragiri Hilir atau membuat isdustri terpadu pengolahan kelapa.
Bukan hanya kebijakan tersebut, Saya berharap pemerintah daerah dan pusat melanjutkan program penyaluran bibit dan replanting secara terpadu dan terintegrasi, kita melihat kondisi perkebunan petani kelapa di inhil sudah banyak yang rusak.
Pesan saya kepada masyarakat terkhusus petani kelapa untuk lebih bijak dalam memilih kepala daerah, mari kita lihat siapa calon kepala daerah yang betul - betul berkomitmen terhadap kepedulian tentang harga kepala kita.
Tujuan stemen saya ini tidak lain, hanya untuk membuka mata hati dan pikiran agar kita tahu siapa yang benar - benar peduli terhadap harga kelapa, agar tidak ada lagi kepala - kepala daerah yang menjadi pahlawan kesiangan, mereka tidak peduli di saat harga kepala naik mereka hadir di saat harga kelapa murah mereka diam.
Mari kita lihat siapa calon kepala daerah yang berkomitmen tentang nasib khalayak ramai di bidang sektor perkebunan kepala di inhil, 5 tahun kedepan nasib harga dan kondisi perkebunan kita di tentukan di tangan anda wahai petani yang cerdas!!!
Penulis: Khairul S. Sos
Comments0