TfClBUdoGUM6BSO0TfYlGUziBY==

Banjir Rendam Ratusan Rumah di DPI, Warga Mengungsi dan Butuh Bantuan

 

Kondisi rumah warga yang terendam banjir di Desa Danau Pulai Indah, sumber foto; (Dok. Pemdes DPI).
BERITAINHIL.com - KEMPAS ; Ratusan rumah warga di Desa Danau Pulai Indah, Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir, terendam banjir dalam beberapa pekan terakhir.

Tingginya genangan air yang mencapai lutut hingga paha orang dewasa juga menenggelamkan beberapa desa tetangga, seperti Bagan Jaya, Karya Tani, dan Rumbai Jaya.
Kepala Desa Danau Pulai Indah, Andi Aznisar saat meninjau banjir di beberapa rumah warga. Sumber foto; (Dok. Pemdes DPI).
Kepala Desa Danau Pulai Indah, Andi Asnizar, S.IP, mengungkapkan bahwa bencana ini merupakan banjir terparah yang pernah terjadi dalam 30 tahun terakhir.

"Ini banjir yang paling parah dalam tiga dekade terakhir. Warga benar-benar kesulitan, banyak yang tidak bisa bekerja, dan sebagian besar memilih mengungsi ke rumah kerabat atau tetangga yang belum terendam," ujarnya.

Kades Muda itu menambahkan, bahwa Pemerintah desa telah menyediakan tempat pengungsian di balai desa dan gedung fasilitas desa. Namun, hingga kini belum ada warga yang memilih mengungsi ke tempat tersebut.
Rumah warga di Desa Danau Pulai Indah yang terendam banjir. Sumber foto ; (Dok. Pemdes DPI).

"Kami sudah menyiapkan tempat pengungsian, tapi warga lebih nyaman tinggal di rumah saudara mereka. Jika nanti ada yang mengungsi ke fasilitas desa, kami siap membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan mereka," tambahnya.

Saat ini, kata Andi Aznisar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indragiri Hilir telah turun langsung ke lokasi banjir untuk meninjau kondisi warga. Dan mereka masih melakukan proses penindakan lebih lanjut.

"Kondisi ini sudah di survey oleh BPBD Kabupaten Indragiri Hilir, dan lagi berupaya melakukan tindakan lebih lanjut," ungkap Andi Asnizar.
Jalan menuju kantor Desa Danau Pulai Indah turut terendam banjir, sumber foto; (Dok. Pemdes DPI).
Menurutnya, warga saat ini benar-benar membutuhkan bantuan logistik, terutama makanan dan air bersih, karena banyak yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Jangankan memikirkan Lebaran, untuk makan sehari-hari saja mereka sudah kesulitan. Kami berharap ada bantuan segera, karena warga lebih dari seminggu tidak bisa mencari nafkah," ujarnya.

Selain kesulitan ekonomi, kata Andi, dampak banjir juga mulai dirasakan dalam bentuk gangguan kesehatan. Banyak warga yang mulai mengeluhkan penyakit kulit seperti kutu air, serta penyakit yang rentan akibat udara dingin, seperti rematik.

Pemerintah desa telah berkoordinasi dengan tenaga kesehatan setempat untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan bagi warga terdampak.

"Kami sudah berkoordinasi dengan tenaga kesehatan, jadi kalau ada warga yang merasa sakit akibat banjir, mereka bisa langsung memeriksakan diri," sebutnya.

Dengan kondisi banjir yang masih terus berlangsung, warga hanya bisa berharap agar air segera surut dan bantuan dari pemerintah segera datang.

"Kami hanya ingin kehidupan kembali normal. Warga ingin bekerja lagi, ingin bisa beraktivitas seperti biasa tanpa harus khawatir rumah mereka terendam air," pungkasnya.

Comments0

Type above and press Enter to search.